Minggu, 20 Juli 2014

Lumpia Bengkuang

Assalamualaikum,
Mo posting resep lagi ah, mumpung lagi rajin, hehehe.... Kali ini bikin Lumpia Bengkuang. Kangen ma Lumpia Semarang, tapi susah cari rebungnya. Kalopun ada, pasti mahal. Ditahan2 aja deh makan Lumpia Semarangnya, kan minggu depan dah mo mudik, bisa puas2in makan lumpia asli Semarang. 
Tapi iseng aja cari ide untuk bikin camilan buat buka puasa. Terus, seperti biasa deh blogwalking ke blognya mb Diah Didi, ketemu deh resep Lumpia Bengkuang...Easy & Yummy. Ternyata rasanya bener2 yummy, gak kalah ma lumpia rebung, malahan kalau lumpia bengkuang ini cucok untuk yang alergi dengan bau rebung.

Berikut ini resepnya yang kuambil dari sini.
Bahan :
20 lb kulit lumpia
2 buah bengkuang besar, kupas, potong korek api
250 gr udang dicincang
2 butir telur, kocok, dibikin scrambled

Bumbu :
3 butir bawang merah
3 siung bawang putih
1/2 sdt merica bubuk
1/2 sdt garam
2 sdt gula pasir (di resep asli 1 sdt)
1 sdm kecap manis (tambahan dari aku, biar warnanya coklat)
100 ml air
2 sdm minyak untuk menumis

Cara membuat ala aku:
Bawang merah dan bawang putih dihaluskan, tumis hingga matang. Masukkan udang, tumis sampai berubah warna. Masukkan irisan bengkuang, bumbui dengan merica, garam, gula pasir dan kecap manis, tambahkan air. Cicipi, sesuaikan dengan selera, kalo aku sukanya gurih2 manis. Jika air sudah menyusut, masukkan telur yang sudah di-scrambled. Aduk rata, matikan api kompor, dinginkan isi lumpia.
Jika sudah dingin, isikan ke kulit lumpia, lipat bentuk amplop sambil dipadatkan, rekatkan dengan putih telur atau air matang. Siap digoreng dalam minyak banyak dan panas.
Hidangkan selagi panas dengan cabe rawit, acar ketimun ataupun sambal bangkok. Hmmm....so yummmy & so easy bener loh.
Kalo isiannya masih tapi kulit lumpianya dah abis, bisa diisiin ke tahu, trus digoreng pake tepung, jadi deh tahu isi bengkuang, hmmmm......



Klapertaart Klasik

Assalamualaikum,
Tak terasa Ramadhan segera akan berakhir. Yuk terus kejar pahala sebanyak2nya di bulan Ramadhan ini, apalagi di 10 hari terakhir Ramadhan, dimana terdapat malam 1000 bulan.
Untuk takjil kali ini bikin Kalpertaart Klasik yang kuadaptasi dari blognya mb Diah Didi, tanpa penggunaan susu cair, hanya menggunakan air kelapa untuk mengencerkan adonan. Rasanya lebih seger sih, gak eneg gitu dan manisnya pas. Kata anak2 sih, hmmmm yummy banget.

Yuk kita simak resepnya ya .....
Bahan I :
-  Terigu protein sedang 125 gr
-  Susu bubuk 50 gr (aku 54 gr, karena pake 2 sachet @27 gr, tanggung, hihihi....)
-  Gula pasir 175 gr (aku 125 gr aja biar gak terlalu manis)
-  Kuning telur 4 butir
-  Margarin 100 gr, lelehkan
-  Air Kelapa 500 - 600 ml (tergantung tingkat kelembutan yang diinginkan)
-  Vanili ekstrak 1 sdt
-  Garam 1/4 sdt

Bahan II :
-  Kelapa muda yang dikerok 2 - 3 biji
-  Almond panggang 30 gr
-  Kismis 30 gr (aku gak pake krn anak2 gak suka kismis)

Topping :
-  Putih Telur 3 butir
-  Gula pasir 50 gr ( aku pake 2 sdt aja)
-  Garam 1/4 sdt
-  Cream of tar tar 1/2 sdt (aku gak pake)
-  Kayu manis bubuk untuk taburan
-  Almond dan choco chip (aku kemaren pake choco crispy krn choco chipnya habis, hihihi)

Cara membuat
Campur bahan I sampai rata, saring.
Masak adonan di atas kompor hingga mengental. Masukkan kelapa muda dan almond panggang serta kismis jika menggunakan. Tambahkan air kelapa jika dirasa terlalu kental. Tuang adonan ke dalam alumunium foil ukuran personal. Panggang dengan cara "au bake marine" kurang lebih 20 menit.
Kocok putel, gula dan garam hingga kaku. Semprotkan ke atas klapertaart yang telah dipanggang tadi. Taburi dengan kayu manis bubuk. Hias dengan almond dan choco chip. Panggang lagi kurang lebih 10 - 15 menit hingga berwarna kecoklatan. Sajikan hangat namun lebih nikmat dalam kondisi dingin.